Dukun di Indonesia

Ngomong tentang dukun pasti ngomong tentang mistis dan nenek moyang. Memang nenek moyang kita lebih percaya dukun dari pada yang lain. Dari jaman dulu sampai sekarang masih banyak dari kita yang percaya dukun. Contoh ketika ada orang sakit yang gak sembuh- sembuh maka pasti dia akan dibawa ke dukun. Namanya orang sakit itu harus dibawa ke dokter bukan ke dokter. Apalagi alat dokter lebih rinci dari pada dukun, yang hanya bermodalkan bunga,air dan asap kemenyan. Kalau secara logika jika bangsa kita lebih percaya kepada dukun, Kenapa ketika kita bisa dijajah ? Kenapa gak kita serahin aja sama dukun ya gak ? Tapi kenyataannya indonesiq melawan penjajah dengan tangan sendiri. Tanpa baca

My First Experience to Ride Motorcycle

My First Experience to Ride Motorcycle

One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was " Honda 75". I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my father to teach me to ride " Honda 75 ". Firstly, my father refused my request and promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered. Finally, my father surrendered and promised to teach me.

He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my ability to ride a motorcycle." Yes, I can ".
One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So, myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I lost my control and I fell to the ditch.


After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my father was very proud of me. He just gave me some advices and since that accident, I got my father's permission to ride motorcycle.

Puisi film Ada apa dengan cinta

Tentang Seseorang

Aku lari ke hutan, kemudian
menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian
teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai,
biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-
laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja
loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok
ke pantai?
enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
bosan aku dengan penat
By : RANGGA

Aku Ingin Bersama Selamanya

Ketika tunas ini tumbuh,
serupa tubuh yang mengakar.
Setiap nafas yang terhembus adalah
kata.
Angan, debur dan emosi bersatu
dalam jubah berpautan.
Tangan kita terikat… Lidah kita
menyatu…
Maka setiap apa yang terucap
adalah sabda pendita ratu.
Hahhh... Di luar itu pasir… Di luar
itu debu…
Hanya angin meniup saja lalu
terbang hilang tak ada.
Tapi kita tetap menari, menari cuma
kita yang tahu.
Jiwa ini tandu… Maka duduk saja…
Maka akan kita bawa ... Semua…
Karena kita adalah satu.
By : RANGGA

Ada Apa Dengan Cinta?
perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah
wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan
kedinginan
ada apa dengannya
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya
surga
dari mata seorang hawa
ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali
cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu,itu saja.
By : RANGGA